Profil Desa Sembawa
Ketahui informasi secara rinci Desa Sembawa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Sembawa, Kalibening, Banjarnegara. Mengungkap potensi agrikultur dataran tinggi, kondisi geografis, sosial ekonomi, dan tantangan pembangunan di salah satu lumbung sayur utama di perbatasan utara Jawa Tengah.
-
Sentra Agrikultur Dataran Tinggi
Merupakan penghasil utama komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi seperti kentang dan kubis, dengan potensi besar dalam pengembangan budidaya kopi arabika khas pegunungan.
-
Wilayah dengan Risiko Bencana
Secara geografis terletak di area perbukitan dengan tingkat kerawanan bencana alam yang signifikan, terutama tanah longsor, yang menjadi tantangan utama dalam pembangunan.
-
Potensi Ekonomi Alternatif
Memiliki keindahan alam perbukitan yang hijau dan udara sejuk yang membuka peluang pengembangan sektor ekonomi alternatif seperti ekowisata dan agrowisata berbasis pertanian.

Terletak di kawasan dataran tinggi yang sejuk di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Sembawa merupakan salah satu pilar utama sektor agrikultur di wilayah perbatasan utara Banjarnegara. Dikenal luas sebagai lumbung penghasil sayur-mayur berkualitas, desa ini menyimpan potensi ekonomi yang besar dari kesuburan tanahnya, namun di saat yang sama juga terus beradaptasi dengan tantangan geografis yang unik dan melekat. Desa Sembawa menjadi cerminan kehidupan masyarakat agraris pegunungan yang tangguh, produktif dan dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman.Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Sembawa, mulai dari kondisi geografis dan demografi, denyut nadi perekonomian yang bertumpu pada pertanian, potensi lain yang belum tergali maksimal, hingga tantangan pembangunan dan tata kelola pemerintahannya.
Sekilas Geografis dan Demografi Desa Sembawa
Secara administratif, Desa Sembawa ialah salah satu dari 16 desa yang berada di wilayah Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Letak geografisnya berada di kawasan perbukitan yang merupakan bagian dari lereng selatan Dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian rata-rata antara 600 hingga 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Posisi ini membuat Sembawa dianugerahi hawa yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur, sangat ideal untuk budidaya tanaman hortikultura.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, Desa Sembawa memiliki luas wilayah sekitar 3,96 km². Wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan kawasan hutan milik Perhutani yang masuk wilayah Kabupaten Pekalongan. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Majatengah dan Desa Sirukem. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalibening, dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pandanarum.Dari sisi kependudukan, menurut data statistik sektoral daerah, jumlah penduduk Desa Sembawa tercatat sebanyak 2.444 jiwa. Dengan luas wilayah 3,96 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 617 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup representatif untuk sebuah kawasan perdesaan agraris di pegunungan, di mana pemukiman penduduk cenderung mengelompok di area yang lebih landai, dikelilingi oleh lahan-lahan pertanian yang luas di lereng-lereng perbukitan. Struktur demografis masyarakatnya didominasi oleh usia produktif yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Perekonomian Desa: Tulang Punggung Agrikultur Dataran Tinggi
Perekonomian Desa Sembawa secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Kontur wilayah perbukitan dan kesuburan tanahnya menjadi modal utama bagi masyarakat untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian yang memiliki nilai jual tinggi. Aktivitas ekonomi di desa ini berdenyut seirama dengan siklus tanam dan panen yang berlangsung sepanjang tahun.Komoditas utama yang menjadi andalan para petani di Desa Sembawa yaitu sayur-mayur, terutama kentang. Kentang dari wilayah Kalibening, termasuk Sembawa, sudah dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi pasokan penting untuk pasar-pasar induk di berbagai kota besar di Jawa Tengah maupun nasional. Selain kentang, petani juga banyak menanam komoditas hortikultura lain seperti kubis, wortel, buncis, dan berbagai jenis sayuran daun lainnya. Pola tanam tumpangsari sering diterapkan untuk memaksimalkan produktivitas lahan dan meminimalisir risiko gagal panen.Sebagian besar petani mengelola lahan milik sendiri, meskipun tidak sedikit pula yang berstatus sebagai petani penggarap. Sistem pertanian yang dijalankan masih banyak mengandalkan metode konvensional yang diwariskan secara turun-temurun, namun perlahan mulai terbuka dengan penerapan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan bibit unggul dan pupuk organik. Kelompok-kelompok tani di desa memegang peranan penting sebagai wadah untuk berbagi informasi, mendapatkan akses permodalan, serta memperkuat posisi tawar dalam penjualan hasil panen.Selain pertanian sayuran, sebagian kecil masyarakat juga mulai melirik budidaya tanaman keras dan perkebunan, seperti kopi. Iklim mikro di Desa Sembawa dianggap cocok untuk pengembangan kopi jenis arabika yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Meskipun skalanya belum sebesar pertanian sayur, pengembangan kopi ini menjadi salah satu diversifikasi usaha yang menjanjikan di masa depan. Di luar pertanian, kegiatan ekonomi lainnya mencakup perdagangan skala kecil, seperti warung kelontong, serta beberapa warga yang bekerja di sektor jasa dan konstruksi di pusat kecamatan atau kota terdekat.
Potensi Tersembunyi: Dari Kopi Khas Hingga Ekowisata
Di balik dominasi sektor pertanian sayuran, Desa Sembawa sesungguhnya menyimpan sejumlah potensi lain yang jika dikelola secara profesional dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu potensi yang paling menonjol yaitu pengembangan agrowisata dan ekowisata. Hamparan perbukitan yang hijau, pemandangan lembah yang memukau, serta udara yang bersih dan sejuk menjadi aset alam yang sangat berharga.Konsep agrowisata dapat diintegrasikan dengan aktivitas pertanian yang sudah ada. Wisatawan dapat diajak untuk merasakan pengalaman memanen sayuran langsung dari kebun, belajar tentang proses budidaya kentang, atau bahkan melihat proses awal penanaman kopi. Kegiatan semacam ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi produk pertanian tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor jasa pariwisata, seperti pemandu wisata lokal, penyedia akomodasi (homestay), dan usaha kuliner.Potensi pengembangan kopi arabika juga merupakan peluang emas. Dengan membangun citra "Kopi Khas Kalibening" atau "Kopi Sembawa", desa ini bisa masuk ke pasar kopi spesialti (specialty coffee) yang terus berkembang. Peningkatan kualitas dari hulu ke hilir, mulai dari penanaman, proses pascapanen (seperti honey process atau full washed), hingga roasting dan penyajian, akan meningkatkan nilai jual kopi secara signifikan. Keberadaan kedai kopi lokal yang menyajikan kopi asli dari kebun setempat bisa menjadi daya tarik unik bagi para pelancong dan pecinta kopi.Di samping itu, kekayaan budaya lokal seperti kesenian tradisional yang ada di Kecamatan Kalibening dapat digali dan ditampilkan sebagai bagian dari atraksi wisata. Kolaborasi antara pemerintah desa, kelompok tani, dan karang taruna menjadi kunci untuk merealisasikan potensi-potensi ini secara terencana dan berkelanjutan.
Tantangan Pembangunan dan Mitigasi Bencana
Sebagai wilayah yang terletak di topografi perbukitan, Desa Sembawa tidak luput dari berbagai tantangan, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur dan risiko kebencanaan. Salah satu tantangan terbesar ialah kondisi infrastruktur jalan. Meskipun akses utama menuju desa sudah cukup baik, beberapa jalan usaha tani yang menghubungkan pemukiman dengan lahan pertanian di lereng-lereng curam masih berupa jalan tanah atau perkerasan sederhana. Kondisi ini menjadi kendala saat musim hujan, menghambat mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen.Tantangan signifikan lainnya yakni tingginya risiko bencana alam, khususnya tanah longsor. Kecamatan Kalibening secara umum dikenal sebagai salah satu zona merah rawan longsor di Kabupaten Banjarnegara. Curah hujan yang tinggi dan kemiringan lereng yang curam menjadi faktor pemicu utama. Bencana longsor tidak hanya mengancam keselamatan jiwa dan pemukiman, tetapi juga dapat memutus akses jalan dan merusak lahan pertanian yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat.Menghadapi tantangan ini, upaya mitigasi bencana menjadi agenda krusial bagi pemerintah desa dan masyarakat. Program-program seperti penanaman tanaman keras di lereng-lereng kritis, pembuatan terasering yang lebih kokoh, serta edukasi dan simulasi tanggap darurat bencana secara berkala perlu terus digalakkan. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penentu dalam mengurangi dampak kerugian akibat bencana. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur harus selalu diiringi dengan penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi risiko geografisnya.
Tata Kelola Pemerintahan dan Kehidupan Sosial
Roda pemerintahan di Desa Sembawa dijalankan oleh Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Berdasarkan informasi dari situs resmi desa, Kepala Desa Sembawa saat ini ialah Adhitya Yoga Pratama, S.Pd. Bersama jajaran perangkat desa, Pemerintah Desa bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.Pemerintah Desa berperan aktif dalam merumuskan rencana pembangunan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), yang melibatkan partisipasi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga kemasyarakatan desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Alokasi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) menjadi sumber pendanaan utama untuk membiayai program-program prioritas, seperti perbaikan infrastruktur jalan, pembangunan talud penahan longsor, serta program pemberdayaan ekonomi.Kehidupan sosial masyarakat Desa Sembawa masih sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini tercermin dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu tetangga yang sedang membangun rumah, hingga saling menolong saat musim tanam atau panen tiba. Solidaritas sosial yang kuat ini menjadi modal sosial yang tak ternilai, terutama dalam menghadapi kesulitan dan tantangan bersama, termasuk dalam upaya mitigasi bencana.Sebagai penutup, Desa Sembawa, dengan segala dinamikanya, merepresentasikan potret desa agraris di dataran tinggi Jawa Tengah yang penuh potensi namun juga sarat tantangan. Keberhasilannya di masa depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk mengelola sumber daya alam secara bijaksana, berinovasi dalam sektor pertanian dan ekonomi kreatif, serta membangun ketangguhan komunal dalam menghadapi risiko bencana. Dengan pengelolaan yang optimal dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan warganya, Sembawa berpeluang besar untuk terus tumbuh sebagai sentra agrikultur yang maju, sejahtera, dan tangguh.